Calegpedia.id – Pada awal tahun baru ini ada beberapa rumor yang sempat ramai diperbincangkan dan sekarang ada dua aplikasi pesan yang terkemuka di seluruh dunia yaitu WhatsApp dan Telegram.
Keduanya menyediakan opsi panggilan enkripsi, suara, dan video, serta mendukung perpesanan lintas platform (Android, iOS, Windows, MacOS, Linux), mengizinkan obrolan grup, dan menyediakan Autentikasi Multi-Faktor.
Kedua aplikasi pesan tersebut akhir-akhir ini mulai ramai diperbincangkan setelah munculnya notifikasi yang bertuliskan “WhatsApp sedang memperbarui ketentuan dan kebijakan privasi.” Hal tersebut membuat aplikasi sainganya mendapat lonjakan pengguna yang tidak setuju dengan kebijakan WhatsApp dan ramai yang mulai beralih ke Telegram.
Dalam notifikasi WhatsApp tadi disebutkan jika pengguna mengetuk SETUJU, artinya pengguna menerima ketentuan dan kebijakan privasi baru itu berlaku untuk tanggal 8 Februari mendatang. Disebut juga dalam notifikasi bahwa lewat dari 8 Februari setiap pengguna perlu menerima update jika ingin melanjutkan menggunakan aplikasi WhatsApp.
Namun, Frectional CISO, Juli 2020 melaporkan, perlu diperhatikan bahwa apapun platform yang kamu gunakan, percakapan terjadi anatara dua pengguna dan grup tidak memiliki kendali atas konten. Tidak ada cara untuk mengetahui apa yang dibicarakan atau menonaktifkan akun jika seseorang ada yang keluar dari grup, mereka masih memiliki akses ke pesan.
Perbandingan WhatsApp dan Telegram Lengkap 2021
Berikut ini protokol enkripsi, data, strategi cadangan yang dikumpulkan tentang fitur keamanan lain dan pengguna yang ditawarkan untuk keamanan kedua aplikasi tersebut.
1. WhatsApp
Saat Facebok menjadi perusahaan induk, tampaknya ini adalah awal yang buruk bagi aplikasi apapun yang mencoba menjual privasi dan keamanan, termasuk WhatsApp, meski Facebook mengklaim mereka tidak memantau WhatsApp.
Menuju ke WhatsApp Bisnis, WA Bisnis memang memiliki fitur-fitur hebat yang disesuaikan untik bisnis kecil, seperti kemampuan memiliki balasan otomatis yang terlah ditentukan, menggunakan dua akun di ponsel yang sama, dan percakapan label. Namun ini juga tidak jauh beda dengan WhatsApp biasa dalam hal keamanan.
Dari perpektif keamanan, ini tidak seaman yang kamu pikirkan. Ini adalah aplikasi perpesanan dengan pengguna terbesar di dunia, namun hal ini mengandung banyak unsur-unsur yang berbau kejahatan siber.
Fitur yang paling menarik adalah enkripsi end-to-end. Meskipun didasarkan pada Protokol Sinyal open-source, para ahli mengatakan ada perbedaan yang signifikan di antara keduanya. WhatsApp menjaga kodenya dengan ketat, meski tidak ada bukti bahwa enkripsi WhatsApp telah diretas, kenyataannya teknologi yang dimiki WhatsApp tidak bisa diperiksa dengan mudah.
Mereka (WhatsApp) juga dilaporkan mengumpulkan informasi pengguna untuk dimanfaatkan. Data termasuk alamat kamu dan metadata lain seperti IP Address, detail koneksi, dan karena itu bagian dari data keluarga Facebook dibagikan antar aplikasi dan perusahaan induknya.
Hal ini secara serius membuat pengguna mempertanyakan praktik keamanan mereka, terutama bagi data yang ditautkan ke profik Facebook untuk meningkatkan iklan Facebook dan pengalaman produk. Bagi pengguna mungkin tampak bahwa mereka memiliki kebebasan melakukan pencadangan ini, namun hanya sedikit pilihan disini.
Kamu bahkan tidak memiliki transparansi apapun tentang apa yang sebenarnya di enkripsi dengan end-to-end dan apa yang dicadangkan. Simplenya WhatsApp mengandalkan enkripsi dan mempercayai teori bahwa “tidak ada pihak ketiga yang dapat mengakses pesan kami”, namun pada kenyataannya, data kamu sebenarnya rawan terhadap peretas yang dapat mengaksesnya melalui penyimpanan cloud.
WhatsApp memang sudah menyediakan perpesanan terenkripsi end-to-end secara gratis yang artinya seharusnya penyedia layanan seperti Facebook tidak dapat membaca konen pesan pengguna. Namun, PC Mag menulis, Facebook adalah bisnis yang fokus pada menambang data orang, sebagian besar untuk tujuan penargetan iklan.
Dalam notifikasi pembaruan terbaru juga menjelaskan ada dua inti dari pembaruan itu, yang pertama adalah cara bisnis menggunakan layannan yang di-hosting oleh Facebook–induk perusahaan WhatsApp–untuk menyimpan dan mengelola chat WhatsApp mereka. Kedua, cara WhatsApp bermitra dengan Facebook untuk menawarkan integrasi di seluruh produk perusahaan Facebook.
2. Telegram
Telegram adalah salah satu pemimpin di antara aplikasi pesan aman lainnya, akan tetapi aplikasi ini telah menerima banyak kritik sejak diluncurkan. Sama seperti WhatsApp, aplikasi ini juga menyediakan enkripsi end-to-end menggunakan protokol pesan miliknya sendiri yang mereka sebut “MTProto”.
Dibalik enkripsi end-to-end dari Telegram ini, perlu dicatat bahwa aplikasi ini tidak sepenuhnya open-source. Telegram menggunakan Cloud Chat, metode pengiriman pesan default. Semua obrolan disimpan di server Telegram dan dicadangkan ke cadangan cloud bawaan.
Arti dari penjelasan diatas ini adalah Telegram memegang kunci enkripsi dan dapat membaca percakapan semacam itu. Satu-satunya hal positif untuk Cloud Chat adalah memungkinkan kamu melakukan sinkronisasi antar perangkat. Meskipun Telegram tidak menawarkan enkripsi end-to-end secara default, mereka tetap menawarkan “Obrolan Rahasia”.
Obrolan Rahasia ini hanya dapat dibaca di perangkat yang mengirim pesan dan perangkat yang menerimanya. Bahkan menggunakan akun yang sama sehingga tidak mungkin membaca pesan di perangkat lain. Kamu juga dapat mengirim pesan yang secara otomatis menghilang setelah waktu yang ditentukan.
Selain itu, Obrolan Rahasia di Telegram benar adanya bahwa dienkripsi dengan end-to-end dan tidak dicadangkan serta tidak ada kunci yang dipegang oleh perusahaan. Fitur ini juga menyediakan keamanan layar untuk memblokir tangkapan layar obrolan.
Telegram akan dikabarkan menyalin alamat kamu ke server mereka, begitulah cara kamu menerima pemberitahuan ketika seseorang bergabung dengan platform. Itupun juga tidak sepenuhnya mengenkripsi semua metadatanya.
Para peneliti di Massachusetts Institute of Technology (MIT) menemukan bahwa seorang peretas dapat menentukan dalam hitungan detik ketika pengguna online atau offline.
Telegram juga membanggakan kemampuan untuk mendukung masing-masing 200 ribu anggota di obrolan grup dan pemirsa yang unlimited di saluran. Obrolan dan saluran grup pada dasarnya adalah Obrolan Cloud dan tidak menawarkan fitur keren apapun seperti pesan yang terhapus otomatis atau keamanan layar.
Baca Juga: Nama Username, Grup, dan Channel Telegram Keren
Kesimpulan
WhatsApp sangat populer dan mudah digunakan, tapi keamananya tidak terlalu dapat dipercaya, terutapa mengingat riwayatnya. Tetap saja, lebih baik mengirim pesan menggunakan WhatsApp daripada tanpa enkripsi sama sekali.
Sebagian besar pengguna WhatsApp menggunakannya untuk komunikasi pribadi dengan keluarga dan teman. Namun kurang direkomendasikan untuk percakapan yang akan dianggap sebagai pesan yang benar-benar rahasia.
Baca Juga: Apa Maksudnya WA Disadap? Ini Dia Ulasannya
Sementara Telegram, tingkat keamanan tertinggi tidak tersedia secara default dan dibutuhkan sedikit effort untuk memaksimalkan keamanan, yang mungkin hal seperti ini tidak cocok untuk semua orang. Telegram jelas cukup aman, bahkan sudah digunakan oleh militan ISIS dan pengunjuk rasa Hong Kong.